Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Ekonomi dan Infrastruktur Bappeda Litbang Kota Bima, Arif Roesman Efendi |
Kota Bima, JangkaBima.com.-
Akhir Tahun 2022 ini, rencana normalisasi dan penataan sungai Padolo dan Melayu Kota Bima mulai dilaksanakan. Tujuannya agar permasalah banjir selama ini menghantui warga bisa diminimalisir.
Memastikan pelaksanaannya berjalan maksimal, konsultan dari Japan Internasional Cooperation Agency (JICA) beberapa hari lalu telah turun melakukan survei lokasi.
Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Ekonomi dan Infrastruktur Bappeda Litbang Kota Bima, Arif Roesman Efendi membenarkan adanya tim dari JICA turun meninjau langsung sungai Padolo dan Melayu.
Bahkan dirinya bersama pejabat Dinas PUPR, BPBD mendampingi langsung tim turun ke setiap lokasi
"Tanggal 4 dan 5 kemarin ini, baru saja datang survey sungai Padolo dan Melayu," ungkapnya saat ditemui awak media diruang kerjanya, Selasa (7/6/2022).
Selain tim dari JICA juga turut mendampingi jajaran Direktorat Sungai dan Pantai Kementerian PUPR RI, PPK dan BWS.
Diakui Arif Roesman, titik-titik lokasi ditinjau dari sungai di jembatan Melayu sampai ke jembatan rusak di Kelurahan Jatibaru Timur. Termasuk sungai Romo.
Kemudian untuk sungai Padolo, tim turun meninjau mulai dari Jembatan di Kelurahan Dodu, pertemuan sungai Lampe dan Dodu di Kelurahan Kodo, lanjut sanpai di pertemuan alur sungai antara Kelurahan Sadia dan Kampung Samporo.
Juga jembatan Raba Salo, Jembatan Penatoi dan alur sungai dibelakang kantor Camat Mpunda " peninjauan oleh tim JICA untuk memastikan rencana aksi dapat berjalan maksimal," ungkap Arif Roesman.
Karena memang Pemerintah Pusat menargetkan, akhir 2022 ini tahapan tender pengerjaan sungai Melayu dan Padolo sudah selesai dilakukan.
Lanjutnya, tujuan dari tim yang turun ini juga dalam rangka pembahasan lebih lanjut mengenai evaluasi Detail Engineering Design (DED) sudah dibuat sebelumnya.
Termasuk untuk menentukan titik mana dulu yang akan fokus dikerjakan tahun 2022 ini, artinya yang memang urgen. Ini karena rencana pengerjaannya menggunakan sistem anggaran multiyears sampai dengan tahun 2023.
Lalu bagaimana dengan rumah dan warga yang berada di sepanjang sungai Melayu dan Padolo?
Arif mengaku, pemerintah daerah diberikan waktu sebelum tender dilakukan untuk menggusur rumah-rumah tersebut.
"Pemda diberi waktu untuk bersihkan rumah sepanjang sungai dalam jarak lima meter," ungkap Arif.
Saat ini, tim di daerah sedang mendiskusikan pola pendekatan ke masyarakat pemilik rumah sekitar sungai agar segera pindah ke rumah yang telah disiapkan.
"Apakah nantinya kita bentuk lagi tim pendekatan tersendiri atau bagaimana, sedang didiskusikan," tambahnya.
Sejauh ini, keterisian rumah relokasi pada tiga lokasi yakni di Oi Fo'o, Kadole dan Jatibaru sudah lebih dari 50 persen.
"Mulai dari gambar, harga-harga. Termasuk item-item pekerjaan ditinjau kembali oleh JICA bersama pemerintah pusat," pungkasnya. (JB06)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar merupakan aspirasi pembaca dan tidak merepresentasikan pendapat JangkaBima. Mohon selalu sampaikan pendapat dengan sopan dan tidak melanggar SARA.