Model panen air di Kelurahan Lelamase |
Kota Bima, JangkaBima.com.-
Selasa (4/10/2022), FPRB Mbojo Matenggo dan BPBD Kota Bima mengunjungi model panel panen air hujan digagas oleh LP2DER di Kelurahan Lelamase Kota Bima dan Desa Maria Utara, Kabupaten Bima.
Kunjungan rombongan FPRB dan BPBD Kota Bima dan LP2DER untuk melihat langsung di lokasi model panel panen air hujan dan manfaatnya bagi masyarakat.
Rombongan diterima langsung oleh sejumlah warga selama ini merasakan memanfaat model panel panen air hujan. Pun melihat dan melihat model panel yang terdiri dari talang mengalirkan dari hujan dari atap rumah, pipa dan bak penampung.
Jailani selalu penanggung jawab panel air hujan di Lingkungan Sori, Kelurahan Lelamase mengaku, sebelumnya warga begitu kesulitan mendapat air, pun di musim hujan. Untuk pemenuhan kebutuhan air terpaksa membeli air Tanki Rp 150 ribu dan ada juga mengambil ke sumber mata air yang jaraknya begitu jauh.
Namun sejak masuknya program panen air hujan dari LP2DER tahun 2021 lalu, warga sangat merasakan manfaatnya dan begitu membantu pemenuhan kebutuhan air masyarakat sekitar.
Dari ukuran tandon penampung 1.100 liter saja kata Jailani, dapat memenuhi kebutuhan air bagi 29 Kepala Keluarga (KK). Secara ekonomis pun warga tak lagi harus mengeluarkan uang untuk membeli air atau mengambil air.
Lanjutnya, kalau dulu setiap musim hujan air terbuang percuma, kini melalui model panel panen air hujan dapat ditampung untuk kebutuhan rumah tangga, bahkan kalaupun sampai meluap dari tandon juga dibuatkan sumur resapan.
Program panen air hujan di Desa Maria Utara |
" Alhamdulillah pak, sekarang kebutuhan air kami bisa terpenuhi, bahkan kami mengkonsumsi langsung," ungkap Jailani.
Ditanyakan adanya sumber air lain? Memang ada pipa air PDAM, namun kadang macet hingga berhari-hari, sementara posisi kami diketinggian yang jauh dari sumber mata air, dan melalui program ini kami sangat terbantu.
PM Indonesia Clamete Disaster Resiliance Comunity (ICDRC) LP2DER, M Yamin menyampaikan ada 6 titik sudah terpasang, tiga di Kelurahan Lelamase, Kecamatan Rasanae Timur, Kota Bima dan tiga titik di Desa Maria Utara, Kecamatan Wawo, Kabupaten Bima.
Program panen air hujan ini sebenarnya salah satu program digagas LP2DER menjawab keluhan dan solusi terhadap masalah kekurangan air disejumlah wilayah di Kota maupun kabupaten Bima.
Pun sudah di rencanakan sejak tahun 2013, namun tertunda sampai kemudian dapat direalisasikan mulai tahun 2019 " Alhamdulillah, dari 6 titik sudah di bangun, sangat besar manfaatnya dirasakan masyarakat," ungkap Yamin.
Program stimulant ini adalah sebagai model bagaimana memanfaatkan air hujan sebagai salah satu sumber air bersih, bagi masyarakat yang mengalami kekurangan air bersih dan dapat juga dilakukan diwilayah-wilayah pesisir baik di Kota Bima maupun di Kabupaten Bima.
"Melalui program Panen Air ini, ketersediaan akan air di tengah masyarakat dapat terpenuhi. Terutama untuk konsumsi makan, minum serta kebutuhan lainnya," ujarnya.
Kalau selama ini harus membeli air dan bahkan mengambil ke sumber mata air yang jauh, melalui model panel panen air hujan ini bisa mengurangi dan membantu pemenuhan kebutuhan air warga, mulai dari cuci, mandi bahkan ada langsung mengkonsumsinya.
Tentang model panel panen air hujan? Diakuinya, untuk pemasangan dibantu teman-teman dari BPBD Kota Bima, sementara bahan-bahan dibutuhkan, yaitu talang untuk mengalirkan air hujan dari atap rumah, kemudian pipa paralon mengalirkan air ke tandon, simpel tetapi sangat bermanfaat.
Melalui kunjungan dari teman-teman dari FPRB Mbojo Matenggo serta BPBD Kota Bima saat ini, harapannya kedepannya bisa diaplikasikan pada pemukiman di kota Bima yang selama ini alami kekurangan air.
Ketua Harian FPRB Mbojo Matenggo, Kota Bima, Anwar Arman mengungkapkan, dengan adanya program tersebut tentu dia bersama stakeholder mendorong pemerintah Kota Bima, untuk turut mensukseskan program bantuan itu di tahun depan. Apalagi terdapat beberapa wilayah yang saat ini sangat kesulitan kebutuhan air, seperti Kelurahan Paruga, Dara, Tanjung, Nitu dan wilayah lainnya.
"Air merupakan kebutuhan pokok masyarakat, sehingga sangat penting bisa terealisasikan. Baik itu dari pemerintah daerah, hingga akan menggandeng BUMN, pengusaha serta lembaga lain untuk berpartisipasi," ujarnya Selasa (4/10).
Guna mensukseskan program itu, maka dia akan berupaya ber koorodinasi dengan instansi setempat serta unsur pimpinan DPRD Kota Bima, guna membahas program penting tersebut demi kemaslahatan ummat. Apalagi dengan kondisi dan cuaca yang intensitas curah hujan mulai tinggi, maka sangat tepat bila program bantuan tandon dan sarana pendukung lainnya, bisa direalisasikan.
Sekretaris BPBD Kota Bima saat melihat air hasil panen air hujan |
"Bila kebutuhan tandon ini sudah tercukupi di setiap Kelurahan yang sangat terdampak kekurangan sarana air, maka dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap bantuan air dari pemerintah. Karena sudah bisa mengelola kebutuhan air secara mandiri," katanya.
Mantan anggota DPRD Kota Bima dua periode itu menambahkan, mengingat jumlah kelurahan yang terdampak kekurangan air maka dia juga akan mendorong bahwa program bantuan itu bukan hanya melibatkan BPBD saja, tapi instansi teknis lainnya seperti Dinas PUPR, Perkim, Dinsos, Dikes hingga pemerintahan Kelurahan bisa ikut serta dalam gerakan tersebut.
"Melalui program tandon ini, maka dapat mengatasi kekurangan kebutuhan akan air bersih," tambahnya. (JB06)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar merupakan aspirasi pembaca dan tidak merepresentasikan pendapat JangkaBima. Mohon selalu sampaikan pendapat dengan sopan dan tidak melanggar SARA.