Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT PELNI Persero, Anik Hidayati (kiri) saat menanam bibit kemiri di Kawasan Ncai Kapenta. |
Jum'at (23/12/2022) PT PELNI bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Bima meresmikan kehadiran Program Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Pelestarian Ekosistem di Asakota.
Program berbasis lingkungan ini turut menggandeng Yayasan Kabua Dana Rasa dan akan difokuskan untuk pemulihan ekosistem di Puncak So Wawo Mpori, Kelurahan Jati Baru Timur, Kecamatan Asakota, Kota Bima.
Peresmian dilakukan langsung oleh Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT PELNI Anik Hidayati.
Dalam sambutannya, Anik menyebutkan bahwa seluruh Program TJSL PT PELNI mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang disusun oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, khususnya untuk kepentingan lingkungan.
"Melalui program pemulihan ekosistem hutan ini kami ingin melibatkan masyarakat maupun komunitas di Kota Bima untuk memperhatikan keberlanjutan lingkungan yang berdampak bagi generasi mendatang. Untuk itu PT PELNI menghadirkan pemulihan ekosistem melalui tanaman bernilai ekonomis," tutur Anik.
Kemiri dipilih sebagai tanaman ekonomis yang akan menjadi fokus Program Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Pelestarian Ekosistem TJSL PT PELNI di Asakota. Selain memiliki nilai jual di pasar yang cukup tinggi, tanaman kemiri juga memiliki daya serap karbon dioksida atau CO2 yang cukup baik. Sehingga selain menanggulangi lahan gundul, Program TJSL PT PELNI ini juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas udara di Kota Bima.
"Kota Bima tercatat mengalami banjir meski intensitas hujan yang turun kecil. Kondisi ini diduga akibat alih fungsi lahan dan pembukaan jalan. Untuk program ini, kami bersama komunitas dan masyarakat setempat bekerja sama mengelola lahan seluas 7 hektar untuk ditanami lebih dari 10.000 pohon kemiri. Untuk keberlanjutannya, kami juga melakukan edukasi ke kelompok masyarakat yang sangat mendukung program ini," tambah Anik.
TJSL PT PELNI dalam praktiknya mengadopsi pilar yang ditetapkan SDGs, yang meliputi bidang sosial, ekonomi, lingkungan dan hukum tata kelola. Sejak tahun 2017, PT PELNI telah melaksanakan enam tema gerakan TJSL dengan total 10 program, antara lain Program Revitalisasi Terumbu Karang di empat wilayah yaitu Pulau Sepa, Kepulauan Seribu (2017), Pulau Bangka Sulawesi Utara (2018), Pantai Jikomalomo, Ternate (2019), dan Pantai Bangsring, Banyuwangi (2020).
TJSL PT PELNI melaksanakan Program Rumah Kelola Sampah di Kota Bima (2019) dan Kota Bau Bau (2021) serta Program Penanaman Mangrove pada tahun 2021 di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu. Pada tahun 2022, PT PELNI menghadirkan Program Taman Baca di Pulau Banda Neira dan Program Kampung Nelayan pada 2022 di Kota Larantuka. PT PELNI kembali hadir di Kota Bima melalui Program Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Pelestarian Ekosistem di Asakota.
PELNI sebagai Perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang jasa pelayaran saat ini mengoperasikan 26 Kapal Penumpang yang melayani 1.058 ruas dan menyinggahi 76 pelabuhan.
Selain angkutan penumpang, PELNI juga melayani 44 trayek Kapal Perintis yang menjadi sarana aksesibilitas bagi mobilitas penduduk di wilayah 3TP, di mana Kapal Perintis menyinggahi 281 pelabuhan dengan total 3.695 ruas. PELNI juga mengoperasikan sebanyak 16 Kapal Rede. Untuk pelayanan bisnis logistik, saat ini PELNI mengoperasikan 10 trayek Tol Laut serta 1 trayek khusus untuk Kapal Ternak.(JB06)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar merupakan aspirasi pembaca dan tidak merepresentasikan pendapat JangkaBima. Mohon selalu sampaikan pendapat dengan sopan dan tidak melanggar SARA.