foto kepala BKN, Pj Wali Kota dan Kepala BKPSDM kota Bima |
Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting,
termasuk Menteri PAN-RB Abdullah Azwar Anas secara daring, Plt Kepala BKN RI, Haryono
Dwi Putranto, jajaran KASN RI, seluruh jajaran BKN Kantor Regional X Denpasar,
dan Kepala daerah se-Bali Nusra.
Rakor tersebut menyoroti pentingnya mewujudkan
netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam kerangka sistem meritokrasi,
sebagai langkah strategis menuju pembentukan birokrasi berkelas dunia. Dalam
konteks menghadapi momentum pemilu, pembahasan isu netralitas ASN tersebut
menjadi semakin relevan.
Menpan RB, Abdullah Azwar Anas via zoom meeting
menekankan keberadaan ASN yang netral dalam Pemilu 2024 sangat penting untuk
memastikan proses demokrasi yang adil, transparan, dan bebas dari pengaruh
politik yang tidak sehat. Beberapa alasan mengapa ASN harus netral adalah
karena itu adalah sebagai bentuk kewajiban profesionalisme dimana ASN memiliki
tanggung jawab sebagai aparatur negara yang harus tetap profesional, bebas dari
kepentingan politik, dan setia pada prinsip-prinsip keberimbangan.
Selanjutnya Menpan RB juga menegaskan bahwa seluruh
jajaran birokrasi harus memastikan keberlanjutan dan kualitas pelayanan publik
perlu dijaga agar tidak terpengaruh oleh perubahan politik. Netralitas ASN
mendukung kelancaran penyelenggaraan pemerintahan.
Sementara itu, Plt. Kepala BKN RI, Haryono Dwi
Putranto, dalam pemaparannya menjelaskan bahwa ASN yang netral membantu
membangun kepercayaan publik terhadap lembaga pemerintah. Ini menjamin bahwa
kebijakan dan keputusan diambil berdasarkan kebutuhan masyarakat, bukan kepentingan
politik tertentu.
Beliau juga menegaskan bahwa netralitas ASN mencegah
penyalahgunaan wewenang dalam mendukung atau menghambat pihak politik tertentu
selama proses pemilu. Netralitas ASN adalah landasan untuk menciptakan
ketertiban dan stabilitas dalam administrasi pemerintahan, terutama dalam
konteks perubahan kepemimpinan yang mungkin terjadi setelah pemilu.
"Dengan menjadi netral, ASN memastikan bahwa
setiap pemilih memiliki kebebasan untuk membuat pilihannya tanpa tekanan atau
intimidasi dari pihak pemerintah", ujar Haryono.
Sementara itu, Pj. Wali Kota Bima, HM Rum
berpendapat bahwa pentingnya mengamankan netralitas ASN selama pemilu adalah
langkah kritis untuk memastikan integritas proses demokrasi dan menjaga
kestabilan daerah dan negara. Beliau sangat mendukung adanya kegiatan
pengawasan dan pengendalian yang digagas oleh BKN RI guna memastikan peran dan
fungsi ASN yang netral dalam Pemilu 2024.
"Sebagai Pj. Wali Kota Bima yang ditugaskan
mengawal kesuksesan penyelenggaraan pemilu, tentunya harus taat terhadap
koridor aturan yang telah ditentukan dimana setiap ASN diperintahkan oleh
aturan untuk tidak berpihak dan memihak serta terbebas dari kepentingan politik
tertentu," tegas H. Mohammad Rum.
Tak hanya itu, Rakor juga menandai peluncuran sistem
I-Mut yang bertujuan untuk mendukung peningkatan kinerja birokrasi, menandai
langkah progresif dalam mencapai tujuan birokrasi yang efisien dan responsif
terhadap dinamika zaman.
Aplikasi I-Mut memiliki fungsi utama untuk
menyederhanakan dan mengintegrasikan proses mutasi pegawai pemerintah. Ini
mencakup pemantauan real-time, integrasi data pegawai, efisiensi proses mutasi,
peningkatan akuntabilitas, responsivitas yang lebih baik terhadap kebutuhan
organisasi, dan penyediaan fasilitas pelaporan untuk evaluasi dan analisis.
Tujuan utamanya adalah meningkatkan manajemen mutasi pegawai dengan
memanfaatkan integrasi teknologi.(red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar merupakan aspirasi pembaca dan tidak merepresentasikan pendapat JangkaBima. Mohon selalu sampaikan pendapat dengan sopan dan tidak melanggar SARA.