Selasa 15 Apr 2025

Notification

×
Selasa, 15 Apr 2025

Iklan

Iklan

BPBD Kota Bima Sosialisasi Edukasi dan Upaya Mitigasi Kebencanaan

| Sabtu, November 16, 2024 WIB Last Updated 2024-11-16T04:52:21Z

Kepala BPBD Kota Bima saat buka sosialisasi 
Kota Bima, JangkaBima.com.-Jelang musim penghujan, BPBD Kota Bima sosialisasi tentang edukasi upaya mitigasi bencana pada puluhan relawan kebencanaan Kota Bima.

 

Acara digelar Jum’at (15/11/2024) siang di Aula kantor setempat di bukan langsung oleh Kepala BPBD Kota Bima, Gufran Msi dan didampingi Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Taufikurahman.

 

Gufran sampaikan ada beberapa bencana alam terjadi di Indonesia termasuk Kota Bima dan paling sering terjadi sepanjang tahun. Seperti bencana banjir, tanah longsor, kekeringan, cuaca ekstrim dan karthula.

 

Penyebabnya, misalnya geologi dan klimatologi. Sementara di Kota Bima paling besar adalah bencana banjir dan banjir bandang pada tahun 2016, tanah longsor dan puting beliung.

 

Akibat banjir bandang tersebut banyak sekali infrastruktur rusak parah, namun karena kesigakap relawan dan seluruh elemen pendukung tidak ada korban jiwa “untuk itu hari ini kita terus melakukan penguatan-penguatan dalam mitigasi kebencanaan”ungkap Gufran. 


kini pun Pemerintah Pusat melalui berbagai programnya telah banyak menggelontorkan anggaran untuk penanggulangan bencana di Kota Bima, salah satunya program penataan bantaran sungai, drainase primer yang kini sedang berjalan dengan satu harapan dapat meminimalsir dan mencegah terjadinya lagi bencana yang merugikan masyarakat.

 Kembali lagi ke persoalan banjir, ada beberapa faktor penyebab, selain alih fungsi hutan, juga masih kurangnya kesadaran masyarakat akan sampah, masih banyak masyarakat menjadikan drainase dan sungai sebagai tempat sampah.

 

Untuk itu menjadi tugas kita semua, bukan saja pemerintah namun seluruh elemen membangun kesadaran tentang pentingnya manajemen pengelolaan sampah ini, termasuk edukasi tentang pentingnya kelestarian lingkunga.

 

Tambahnya, belajar dari penanggulangan bencana berbasis kearifan lokal tentu perlu upaya melibatkan semua pihak, pemerintah dan dunia usaha. Kearifan lokal adalah membuka pandangan hidup masyarakat tentang penting lingkungan yang lestari.

 

Masyarakat dilibatkan tak sebagai objek, tetapi sebagai subjek. Maksudnya, penanganan pada saat bencana ada beberapa indikator, seperti pemberian bantuan tanggap darurat tapi juga paling urgen pasca bencana. 

 

Pada kesempatan itu, Gufran juga menyampaikan tentang gerakan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) yang bertujuan terwujudnya komunitas yang mampu mengelola dan mengurangi risiko bencana serta meningkatkan kualitas hidup. mengurangi kerentanan dan meningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana.

 

PRB dilakukan dengan berbagai upaya, seperti pemberian pemahaman tentang bencana, penguatan kapasitas, pendidikan tentang PRB, sehingga kedepannya masyarakat paham tentang kebencanaan dan apa penyebab dan akibat serta bagaimana cara penanggulangannya.

 

“ Gerakan PRB sangat penting untuk memberikan edukasi pada masyarakat,” ungkapnya.

 

Selain memberikan edukasi melalui gerakan PRB, juga perlu ada aksi, seperti bagaimana pengelolaan hutan berbasis ekosistem dan kemudian kawasan tersebut menjadi model yang paling baik dengan membedakan aksi di hulu,tengah dan hilir.

 

Aksinya melalui penghijauan, bersih-bersih sungai, penggelolaan sampah, urban farming dan pemanfaatan sungai ekologis. Kemudian penanam mangruf untuk di hilirnya, bersih pantai.

 

“ ini adalah tugas kita semua, semoga kedepannya Kota Bima bisa meminimalisir terjadinya bencana, serta masyarakat pun mendapatkan edukasi bagaimana menghadapi bencanca dan bagaimana cara mengurangi risiko,” harapnya.

 

Sosialisi hari ini pun diharapkan dapat disampaikan ke masyarakat sehingga masyarakat dapat teredukasi  tentang kebencanaan.(red)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar



Komentar merupakan aspirasi pembaca dan tidak merepresentasikan pendapat JangkaBima. Mohon selalu sampaikan pendapat dengan sopan dan tidak melanggar SARA.