![]() |
Kepala BPBD Kota Bima saat buka sosialisasi |
Acara digelar Jum’at (15/11/2024) siang di Aula kantor setempat di
bukan langsung oleh Kepala BPBD Kota Bima, Gufran Msi dan didampingi Kabid Pencegahan
dan Kesiapsiagaan Taufikurahman.
Gufran sampaikan ada beberapa bencana alam terjadi di Indonesia
termasuk Kota Bima dan paling sering terjadi sepanjang tahun. Seperti bencana
banjir, tanah longsor, kekeringan, cuaca ekstrim dan karthula.
Penyebabnya, misalnya geologi dan klimatologi. Sementara di Kota
Bima paling besar adalah bencana banjir dan banjir bandang pada tahun 2016, tanah
longsor dan puting beliung.
Akibat banjir bandang tersebut banyak sekali infrastruktur rusak parah, namun karena kesigakap relawan dan seluruh elemen pendukung tidak ada korban jiwa “untuk itu hari ini kita terus melakukan penguatan-penguatan dalam mitigasi kebencanaan”ungkap Gufran.
kini pun Pemerintah Pusat melalui berbagai programnya telah banyak menggelontorkan anggaran untuk penanggulangan bencana di Kota Bima, salah satunya program penataan bantaran sungai, drainase primer yang kini sedang berjalan dengan satu harapan dapat meminimalsir dan mencegah terjadinya lagi bencana yang merugikan masyarakat.
Untuk itu menjadi tugas kita semua, bukan saja pemerintah namun
seluruh elemen membangun kesadaran tentang pentingnya manajemen pengelolaan
sampah ini, termasuk edukasi tentang pentingnya kelestarian lingkunga.
Tambahnya, belajar dari penanggulangan bencana berbasis kearifan lokal
tentu perlu upaya melibatkan semua pihak, pemerintah dan dunia usaha. Kearifan
lokal adalah membuka pandangan hidup masyarakat tentang penting lingkungan yang
lestari.
Masyarakat dilibatkan tak sebagai objek, tetapi sebagai subjek. Maksudnya,
penanganan pada saat bencana ada beberapa indikator, seperti pemberian bantuan tanggap
darurat tapi juga paling urgen pasca bencana.
Pada kesempatan itu, Gufran juga menyampaikan tentang gerakan Pengurangan
Risiko Bencana (PRB) yang bertujuan terwujudnya komunitas yang mampu mengelola
dan mengurangi risiko bencana serta meningkatkan kualitas hidup. mengurangi kerentanan
dan meningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana.
PRB dilakukan dengan berbagai upaya, seperti pemberian pemahaman
tentang bencana, penguatan kapasitas, pendidikan tentang PRB, sehingga
kedepannya masyarakat paham tentang kebencanaan dan apa penyebab dan akibat
serta bagaimana cara penanggulangannya.
“ Gerakan PRB sangat penting untuk memberikan edukasi pada masyarakat,”
ungkapnya.
Selain memberikan edukasi melalui gerakan PRB, juga perlu ada
aksi, seperti bagaimana pengelolaan hutan berbasis ekosistem dan kemudian kawasan
tersebut menjadi model yang paling baik dengan membedakan aksi di hulu,tengah
dan hilir.
Aksinya melalui penghijauan, bersih-bersih sungai, penggelolaan
sampah, urban farming dan pemanfaatan sungai ekologis. Kemudian penanam mangruf
untuk di hilirnya, bersih pantai.
“ ini adalah tugas kita semua, semoga kedepannya Kota Bima bisa
meminimalisir terjadinya bencana, serta masyarakat pun mendapatkan edukasi bagaimana
menghadapi bencanca dan bagaimana cara mengurangi risiko,” harapnya.
Sosialisi hari ini pun diharapkan dapat disampaikan ke masyarakat
sehingga masyarakat dapat teredukasi
tentang kebencanaan.(red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar merupakan aspirasi pembaca dan tidak merepresentasikan pendapat JangkaBima. Mohon selalu sampaikan pendapat dengan sopan dan tidak melanggar SARA.